Selasa, 30 September 2014

02142. ANAK SIAPA :


SIAPA PEMILIK PROYEK DIA YANG KENA CAKAR :


Sekali waktu orang kampung bersepedah membawa paha buat apa pak, "buat umpan", rupanya mereka mau pasang jerat Harimau diladangnya, boleh saya minta pak, boleh-boleh, saya ngiris sepotong, dimasak kecap, malam itu makan sama daging paha masak kecap. 

Dibeberapa tempat disekitar proyek orang kampung memasang jerat Harimau, karena peladang sering melihat bekas jejak mereka dan harga kulit Harimau cukup menggiurkan. 

Tukang batu orang Lubuk Linggau, menangkap anak Harimau sedang bermain di reel kereta dibawah proyek, namun dilepas lagi karena induknya mencari-cari, karena diproyek tidak ada kegiatan jadi yang ada hanya penjaga dan dia. 

Tukang batu ini pula yang kabarnya ditangkap sama kepala stasiun Sauh Naga, karena hampir menimbulkan kecelakaan kereta, memakai lori membawa semen curian dari proyek, mau dijual ke orang kampung kepergok kereta barang, untung lori dan semennya sempat dibalikkan keparit. 

Saya baru tahu ada kejadian ini setelah proyek akan selesai dalam obrolan malam bertiga dengan penjaga dan patugas administrasi, tukang batunya sudah lama pulang ke Lubuk Linggau.

0315. SURAT DARI AKE :


Dahulu sekali ketika mamah dan papah kalian belum pada lahir, ake pernah ditugaskan bekerja di beberapa daerah terpencil, diantaranya ke Lampung Utara awal tahun tujuh puluhan, kemudian ketemu nenek dan ake menikah sama nenek, waktu itu nenek masih muda dan cantik kaya si Arra. Karena pekerjaan pertama selesai ake dipindahkan ke Sumatra Selatan, tapi bagian barat daya kecamatan Tebing Tinggi, daerah kabupaten Lahat. 

Nenek ikut pindah ke Tebing Tinggi, naik kereta api tut..tut..tut, tinggal dilosmen Sederhana, tapi pekerjaan ake di Sauh Nago kira-kira lima kilo meter kearah Lahat, tiap hari ake berangkat pagi dan balik sore dari Tebing Tinggi ke Sauh Nago, nenek menunggu di kamar.

Waktu Nenek hanil sama mamah mas Amay, nenek diantar kembali ke Bandung, jadilah ake sendirian di Tebing Tinggi, kemudian ake pindah ke tempat kerja di Sauh Nago, bersama orang-orang kerja.

Karena banyak waktu sendirian maksudnya tidak sama nenek, ake membuat catatan malam, setelah ake pensiun dan mamah papah kalian sudah pada berkeluarga dan punya anak-anak yaitu kalian, ake tinggal berdua lagi sama nenek dirumah, sekarang nenek lagi kerja didapur, ake menulis catatan ini diatas.

Sekarang ake kan sudah kakek-kakek, jadi tidak bisa sering nengok kalian, sebagai gantinya ini ake kirim cerita, biar kalau kalian kangen sama ake bisa baca cerita ake ini. 

Banyak catatan pernah ake kirimkan sama mamah dan papah kalian, waktu mereka  sudah pada sekolah dan pada pinter membaca, tapi banyak juga catatan yang belum ake kirimkan, diantaranya cerita yang ini, jadi ini rahasia kita saja. 

Akan ake bacakan satu-satu sesuai dengan urut-urutan kejadian biar enak, tapi kalian harus pada mandi dulu, ganti baju dan baca dongeng ini sambil ngabuburit. 

02143. TOLOOONG :


SIAPA PEMILIK PROYEK DIA YANG KENA CAKAR :


Menjelang pulang ke Bandung masih sedang disidangkan di Pengadilan Tebing Tinggi,
kasus pengaduan peladang yang kena jerat harimau waktu mau pergi meladang, kaki kirinya kena tali jerat yang terikat  diakar pohon, kaki kanannya kena tali jerat yang tertarik keatas pohon.

Posisi dia mengangkang terangkat keatas dengan pergelangan kaki hampir putus, untung cepat diketahui tetangga ladang sebelum kehabisan suara teriakan, toooollooooong ....... ooooiyy. 

Saya tidak sempat tahu siapa yang pasang jerat disitu dan apa keputusan pengadilan terhadap pelanggaran, penganiayaan atau kecelakaan ini.

02142. PEMILIK PROYEK :


SIAPA PEMILIK PROYEK DIA YANG KENA CAKAR :

Diakhir tahun 1972 pula saya sering mendengar banyak Harimau kena jerat, dibukit sebelah dibawah pemandian dapat satu ekor lumayan besar,  rupanya ini yang sering ngintip waktu kita mandi dimata air. 

Yang paling besar dapat didekat mulut terowongan jalan kereta api, panjangnya hampir mencapai dua meter, tentu harga kulitnya sangat mahal.

Orang kampong tergopoh-gopoh minta tolong kepada polisi, temannya sewaktu memeriksa jerat menemukan Harimau sedang mencengkeram batang pohon, saat didekati Harimau itu menerkam temannya.

Luka parah dicabik-cabik cakar Harimau, rupanya tali jerat kaki depan meleset yang berfungsi baik hanya tali jerat kaki belakang, ketika kaki belakang tertarik keatas pohon, kedua kaki depan Harimau sempat mencengkram batang pohon. 

Saat pemilik "proyek jerat" datang mengontrol, kedua kaki depan Harimau bebas pula mencakar, "siapa pemilik proyek jerat dia yang kena cakar".

Secara teknis tali jerat seling baja diameter lima mili meter seharusnya menjerat kaki depan dan belakang,  terserah mau sepasang atau sebelah sudah aman, rupanya posisi Harimau yang salah, hanya kaki belakang yang kena. 

Akhirnya Harimau mati diberondong peluru polisi sehingga kulitnya tidak laku dijual, pimpronya luka parah masuk rumah sakit, sangat berbahaya dan sia-sia menyakiti Harimau.