Demikian dg ikan baronang dan ikan lain, selalu nyisa dan mubah. Karena sebelunya ake yakin tdk dpt menghabiskan hidangan tersebut, ake cenderung makan sembarangan, kurang kesungguhan dlm menikmatinya, tdk heran kalau keluar dari warung yg ake dpt hanya kenyang, adakah nikmat dan kepuasan, entahlah.
Berbeda saat ake menghadapi hidangan bakar ikan bubarak kecil, sejak awal ake memakannya kecil2, sampai kecelah kecil, tanpa sengaja ake menikmatinya sampai ke detailnya. Rasa daging berlemak di-celah2 sirip punggung sampai habis, rasa daging pipi kanan kiri, disekitar mata dan matanya, didagu ada 3 pasang tulang dagu dibalut selaput daging yg lembut, rasa dagingnya tdk usah diceritakan, semua orang memakannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar