Hari jum’at saya sdh di Bengkulu lagi melanjutkan tugas sama pak Armen, kami berangkat sembahyang jum’at ke mesjid yg dibangun almahum presiden Sukarno, tapi dlm perjalanan ke mesjid ditaman sebelum masuk jln raya yg menuju mesjid, telinga saya mendenging seakan mendengar amaran "bpk angkat pak guru itu sdh meninggal di Manna", kami melanjutkan perjalanan dan sembahyang jum’at.
Pulang sembahyang mampir di rumah pak Armen, keluarga besar ada 2 anak laki2 sedang nakal2-nya. Menjelang senja mendapat telepon dari supir, katanya besok mereka akan berangkat ke Bintuhan utk mengirim barang. Ada ucapan yg tertahan dan saya jaga jgn sampai terucap, bagaimana kalau berangkat lusa saja jangan besok, "kenapa pak ini buru2 ditunggu para pekerja.
Saya bertahan utk tdk berucap kata kunci, tetapi krn supir mendesak terus, ahirnya kata itu terlepas dari mulut saya, "nanti kamu diterjang banjir di Padang Guci". Pembicaraan selesai dan dia menetapkan akan berangkat besok, mungkin ucapan saya memang tdk rasional.
Krn masa tugas berahir, minggu ini saya kembali ke Bandung, lewat seminggu di Bandung saya berangkat lagi ke Bengkulu, ketika menuju ke Bintuhan di kali Kinal saya menemui supir proyek, memeluk dan merangkulnya. Bagaimana kejadiannya kok bisa diterjang banjir, "maaf pak waktu bpk bilang ditelepon itu saya berangkat ke Bintuhan, perjalanan lancar di penyeberang Padang Guci saya aman, sampai saya balik lagi ke Bengkulu.
Waktu berangkat kali ke2, saya sampai di kali Kinal ini sdh sore, truk baru mau naik ke rakit pak, tiba2 air banjir menerjang, untung saya ditarik orang sini keluar dari mobil, kalau tdk saya mati terbawa banjir". Maaf pak saya baru belajar, seharusnya saya bisa beritahu bpk saat yg tepat dan lokasi yg benar, ucap saya, supir hanya menangis.
Mobil truknya masih teronggok di tepian sungai, katanya itu juga karena diseret be-ramai2 sama orang sekampung, barang bawaannya hanyut terbawa kelaut sana.
3 bulan kemudian saya lagi yg ditugaskan serah terima pekerjaan ke Bengkulu, waktu lewat didepan rumah tokoh agama itu kelihatan banyak orang berkumpul, saya tanya pak haji Ujang pemilik losmen Sederhana, dia ikut ke Bintuhan sekalian kangennan sama saya.
Ada apa pak, "dia meninggal pak sobari", InnaliIllahi wa ina ilaihi rojiun. "Dia sudah lama sakit", semoga almarhum diampuni segala kesalahannya, diterima amal kebaikannya dan dilapangkan alam kuburnya, AAmiin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar