Didepan kamar kost ake "Entrof Apotik", ada keluarga baru orang Ujung Pandang, Islam, bulan puasa kemaren beberapa kali mengantar tajil, mungkin dia iba melihat ake puasa sendirian. Ada kolak pisang, ada agar2, sekali waktu nganterin makanan utk buka, ternyata rajungan rebus, maksudnya soup, ake cicipi kuahnya hanya asin dan asem saja.
Waktu sahur ake angkat rajungan rebusnya, dibersihkan dari cangkangnya, di-potong2, buat bumbu merica, pala, bawang putih, bawang merah, diulek, kemudian digoreng sampai harum. Rajungan bersih dimasukan ke wajan, garam gula penyedap rasa dan telor dua biji dikocok, jadilah makan sahur dg rajungan goreng telur.
Sementara dlm benak ake terbayang waktu nenek tinggal di Dompu NTB, mamah mas Amay masih merangkak, masak kepiting seperti itu, direbus dikasih garam dan ditumpuk diatas piring, waktu mau dimakan harus mengupas cangkangnya, ternyata didlm-nya masih belepotan lumpur, ssst awas jangan cerita sama nenek yah.
Hari sabtu ake kepasar hamadi, ee memang rajungan lagi banyak dipasar, musim rajungan harganya murah satu tumpuk 1500 rupiah, ake beli setumpuk, dimasak seperti waktu sahur, karena masih banyak ake anterin ke tetangga baru waktu sahur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar